Rabu, 16 Juli 2008

Pameran 10 Tahun Reformasi di Goethe Haus

Bertempat di Goethe Haus, Pusat Kebudayaan Jerman di Jakarta berlangsung Peringatan 10 Tahun Tragedi Kemanusiaan 13-15 Mei 1998. Acara yang berlangsung tanggal 13 sampai 15 Mei 2008 ini meliputi Pameran Fakta dan Data, Benda-Benda Mei 98, serta pemutaran film dokumenter. Acara tambahan lainnya adalah Refleksi Budaya Tragedi Kemanusiaan Mei 98 dan Rumah Kenangan Mei 98, seminar Tragedi Kemanusiaan Mei 98 dan Rumah Kenangan Mei 98, serta acara bedah buku berjudul Kerusuhan Mei 1998, Fakta, Data & Analisa.

Pameran dibuka dengan acara diskusi dengan tiga orang pembicara dan satu moderator yang dua diantaranya cukup dikenal, yaitu Romo Mudji Sutrisno,seorang rohaniwan, dan satu lagi budayawan Emha Ainun Najib.
Foto-foto yang dipamerkan cukup mewakili ingatan kita akan peristiwa 10 tahun lalu itu. Gambar kerusakan Topaz Theater di bilangan Cempaka Putih(?),kerusuhan dan penjarahan di daerah Pecenongan,Jakarta Pusat, sampai serbuan masyarakat ke rumah Liem Sioe Liong, taipan jaman orde baru, yang dikenal dekat dengan Cendana.









Ada pula dipamerkan buku-buku yang isinya terkait dengan peristiwa Mei 98,seperti Kudeta Mei 98,Kontroversi Kudeta Prabowo, atau juga Habibie,Prabowo dan Wiranto Bersaksi. Serta judul-judul lainnya.
Yang berhubungan dengan para korban Mei 98 juga ikut dipamerkan. Ada lebih dari 30 gambar yang dipajang. Disampingnya ada meja yang diatasnya tertumpuk barang-barang yang dahulu milik para korban itu,seperti baju,sepatu,topi, atau foto-foto dan buku pelajaran.










Pesan yang didapat dari keseluruhan pameran ini jelas, yakni bahwa tragedi besar ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Siapa sebenarnya sang dalang? Siapa yang bertanggungjawab? Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa pada saat itu tak ada satu hidung aparat pun yang terlihat? Mengapa begitu sulit mengungkaptuntaskan masalah ini,setelah 10 tahun berlalu? Padahal sebagian besar pemegang komando dan otoritas keamanan saat itu masih hidup sampai sekarang. Hanya pucuk pimpinan,Jendral Soeharto saja yang telah meninggal. Sebagian besar lainnya masih hidup nyaman sampai sekarang, bahkan berniat mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu 2009. Saya rasa masyarakat sudah tahu siapa itu yang dimaksud.
Sebagai orang awam, saya hanya bisa mengingatkan anda semua sebagai sesama anak bangsa untuk bersama menjaga negara dan bangsa ini agar peristiwa pahit semacam itu tidak terulangi lagi sampai kapanpun. Salam damai...!

Tidak ada komentar: